My best friends, my hero
Sebuah permintaan sederhana dari temanku untuk mengirimkan fotoku lah yang tiba-tiba memberiku inspirasi untuk menulis ini. Alih-Alih memberi fotoku, aku memberi foto di atas, fotoku bersama dengan 4 sahabat cewe-ku ketika aku di SMA. Yes, my bestfriends are pretty (and smart of course), pertanyaan simple Dari temanku : "Sudah Pada nikah belum tu?" (refer ke para wanita di foto), di saat itu lah aku baru sadar, yes they are already married except me (that's why I monochroming my friends picture-no offense ��)
Sambil mengamati foto mereka, tiba-tiba memori masa kami bersama-sama mengalir deras dalam ingatanku (apalagi waktu Aq di toilet xixixixi-the best place to gain inspirations). Sahabatku, actually ada 7 cewe dari SMA, dan beberapa dari masa kuliah. They are all close to me for different reason. Namun yang sangat membekas dalam ingatanku adalah ya, mereka lah yang turut membantuku membentuk karakter menjadi aku yang sekarang.
After revealing about my Mom, aku akan membeberkan hebatnya para sahabatku ini, mereka adalah wanita-wanita luar biasa yang sanggup membuat jalan hidupnya masing-masing dengan keberanian.
Bersahabat dengan wanita, in some matters_yes it's sucks. Beberapa cewe bilang lebih baik bersahabatan dengan cowo, no PMS, no sensitivity, no jealousy, no unimportant competition, no judgement and prejudice. Dalam beberapa hal, yes I couldnt agree no more! In fact aku adalah manusia yang lebih mudah make friend with cowo dibandingkan dengan cewe ( because i can't handle woman's prejudice on me and so are they). Namun, They-my girl friends, merupakan manusia aneh campuran otak cowok, keberanian singa, dan hati wanita. But, like all the stories in the world- bukan sahabat cewe jika ga ada drama.
Dengan salah satu wanita yang ada di foto itu, aku pernah berhenti berbicara dengannya karena masalah 'sepele' yang hanya bisa dilakukan oleh remaja labil. Gencatan senjata pertama karena dua sahabatku rebutan satu cowo. Aku memiliki prinsip first Come first serve, aku memusuhi last person karena 'merebut' GEBETAN temanku yang lain (perhatikan quote dan Caps lock- sepertinya saat itu aku lupa prinsip bahwa selama janur kuning belum melengkung seorang cowo masih lah milik khalayak umum, dan gebetan? Aku sengaja memakai bahasa ala awal 2000-an biar berasa nostalgia nya). Gencatan senjata kedua karena (masih dengan orang yang sama lho ya) membeli sepatu yang sama persis dengan sepatuku yang saat itu lagi naik daun banget merk GOSH. See? How unimportant these things, menandakan level kedewasaanku masih below threshold ��). Kerennya lagi, temanku yang kumusuhi tidak membalas memusuhi. Dia hanya bingung dan tak mengerti (jangan salah sangka dulu, bukan karena dia lebih dewasa, engga karena dia simply confuse dan no idea Why her bestfriends get Mad with her)....
Sahabatku yang lain, yang memiliki temper sama buruknya dengan aku, juga memiliki kebiasaan sama untuk menindas adik kelas jika mereka mulai mengganggu kestabilan emosi kami (I'm guilty now). Tapi, dibalik temper yang uncontrollable, dia memiliki kepemimpinan yang hebat. Dia adalah sosok tegas, namun sangat setia pada sahabatnya ( kadang setia buta). Dialah yang memberikan aku inspirasi bahwa seorang wanita (teenagers) haruslah seseorang yang independent dan modis, serta jago masak (the last one-not included to my principle). Bahwa kecantikan dan otak bukanlah hal yang saling substitusi namun saling melengkapi dan menguatkan. Dalam kamus kami No beauty without Brain (plese do not colerate our temper level with intelegensia level :p. It didnt work to us, we have high temper also high intelegency).
Sahabatku yang lainnya lagi ( masih dalam foto) adalah manusia yang bisa dianugerahi the funniest Living creature ever). Sudah dalam DNA nya dia memiliki kelebihan bahwa aliran darah di otaknya berjalan sebaliknya dari orang normal. Dia selalu punya keanehan dan kelucuan yang menghibur kami. Dia paling tinggi diantara kami semua, namun memiliki kecenderungan cengeng. Dia paling gila, namun paling sensitif jika mendengar cerita sedih. Dia paling easy going, namun selalu duduk di deretan Depan ketika di kelas, selalu mengerjakan PR dan tidak pernah menyontek. Sekali lagi, aku belajar dari wanita ini bahwa dalam diri seorang wanita, easy going tidak berarti dia malas-oportunis-dan tidak pandai. Dualisme yang seyogyanya bertentangan ini, namun ternyata bisa berjalan dengan baik di otak sahabatku.
Sahabatku yang lain, dan masih ada di foto itu adalah polisi bagiku. Penegak disiplin, pengingat atas norma, logika berjalan. Dia merupakan ketua OSIS kebanggaan sekolahku, semua argumen yang keluar dari mulutnya (saat itu) adalah hasil dari otak yang bijak. Dia dewasa sebelum waktunya, sementara kami yang lain masih menggilai labilitas, dia sudah menggilai apa yang berjalan sesuai dengan peraturan. Yah, dia soldier, manusia berjalan atas aturan, dia tipikal manusia yang mengenakan helm full face di jalanan-sementara temannya yang lain pakai topi hip-hop. Dia Orang yang bertindak sebagai 'reminder' bagi kami, kalau kami terlalu labil, kalau kami terlalu ga penting, kalau kami terlalu cengeng. Tapi dia adalah manusia yang berkeringat dingin, dan mulas-mulas kalau mau presentasi atau ulangan fisika, dia adalah manusia yang menangis paling kencang ketika kami bertengkar satu sama lain. Yes, saya menemukan dualisme lain di tubuh temanku yang satu itu ( great, i just realize temanku memiliki kecenderungan memiliki dua kepribadian hahaha). Bahwa seorang pemimpin juga bisa menderita diare sebelum dia berorasi (hahaha).
Sahabat yang lain, adalah manusia paling kreativ yang kutemui. Dia membuat buletin kelas dengan nama yang unik boeloeqhoetoeq yang memiliki editorial ga penting tapi fun. Dia seorang jurnalis sekolah yang menyadarkan Aq bahwa aku juga mencintai dunia menulis. Dia yang mengenalkan aku pada dunia perblog-an, dia adalah teman sebangku selama 3 tahun karena jodoh bukan karena special request pada guru. Dia adalah orang yang susah datang ontime. Tapi Most of all, aku memiliki kelainan otak yang sama dengannya. Setiap hal 'labil' yang kulakukan mendapatkan dukungan luar biasa darinya. Memusuhi teman sendiri karena sepatu, menampar mantan yang selingkuh, bahkan mengambil jurusan kuliah yang dia minati, dia adalah advokatnya (walau pada akhirnya kami tidak satu jurusan) We are dumb and dumber, Batman and Robin, jakyl and hyde. Hampir sebagian besar karakterku tercipta karena karakternya. Yes, she Is my mind's best friend.
Bersahabat dengan wanita, means we Shall Ready for drama. Peristiwa perebutan lelaki tidak hanya sekali (tapi lakinya beda ya), setiap hari bersama hingga terkadang membuat kami tidak sadar menyukai incaran sahabat qta karena terlalu sering nongkrong in dia. Tapi pertengkaran apapun, berapa kali pun kami mencoba berpisah satu sama lain (ya ya, soo...ababil rite? I Know whats on your mind we are talking about bestfriends not relationship between man and woman), tapi rasa sayang kami masing-masing lebih kuat dari temper kami.
Aku teringat pada peristiwa di tahun terakhir kami di sekolah, tepatnya ketika hari pengambilan raport semester 1. Tiba-tiba aku mendengar berita bahwa sahabatku jadian dengan pacar sahabatku yang lain. Hal itu merupakan peristiwa besar dalam sejarah persahabatan kami (menurutku) karena memecah belah logikaku tentang persahabatan, menumbuhkan sifat understandingku dan yang pasti memecah kami menjadi dua kubu- kubu 'atas nama cinta lupakan sahabat' yang satunya 'kubu atas nama sahabat harus mengabaikan cinta'. Wait, dont laugh...peristiwa ini tidak lucu sama sekali (though sangat labil) tapi sangat menguras energi dan air mata.
Aku, orang yang kalau diumpamakan hewan adalah anjing akita-yang setia sampai mati pada sahabatku, dan ketika mengetahui sahabat paling dekatku 'merebut' (terserah deh...apa sebutannya...couldnt find the word).. pacar sahabatku yang lain (yang ga ganteng, tapi banyak omong)..menghadapi dilema apakah akan memusuhi sahabat terdekatku, bergabung ke kubu 'atas nama sahabat harus mengabaikan cinta' atau menjadi switzerland? tidak memihak siapapun? kenyataannya adalah aku berhasil melewati masa itu dengan kedewasaan yang anggun, aku tidak memihak siapapun dan menyadari ini adalah suatu proses bagi kami untuk menguji ketahanan hati kami. Tidak memihak kubu apapun, aku harus menjadi pendengar dan messanger bagi dua kubu. Aku dengan sahabatku 'the soldier' (for the first time we are on the same page), menjadi mediator bagi mereka berdua.
Sahabatku yang lain, pihak yang paling terluka dan lakon utama di kubu 'atas nama sahabat harus mengabaikan cinta' , adalah jenis manusia yang memiliki firasat yang kuat. Apapun yang ia firasatkan, sebagian besar menjadi kenyataan. For the first time, kami selallu meyakinkan dia sedang berimajinasi, namun ketika reality hits..yes its come true. Jangan membayangkan dia seperti lady gipsy, dia adalah wanita yang ceria dengan deretan cowo yang mengantri padanya (sempet iri karena dia berhasil dapat kenalan ganteng di MirC, kita-kita engga), dia adalah sahabat dan pendengar yang baik bagi siapapun. Dia adalah konsep wanita dengan perasaan halus namun memiliki resistensi (baca: kekuatan) yang kuat. Disaat kami masuk ke dunia perkuliahan sambil memikirkan nanti bolos kemana, dia sudah mendapatkan rupiah untuk menghidupi dirinya sendiri dan orang-orang yang dicintainya. Ya, dia adalah sahabatku yang memiliki dualisme yang lain hati yang sangat halus, namun tidak pernah mengenal kata putus asa!
Sahabat-sahabatku_selalu saling mendukung, dan seminimal mungkin menggurui / menjustifikasi. Ketika sahabatku ber'pacaran dengan seseorang yang baru dikenal melalui miRC dan membelikan barang-barang permintaan si cowo, kami mengantar dia, menunggunya. Mengantar membeli dan mengantarkan barang ke rumah palsunya. Bukan karena kami tidak tahu akan adanya konspirasi licik seorang laki-laki Disana, tapi kami menghargai pilihan sahabat kami. Sampai akhirnya sahabatku sadar ditipu, kami beramai-ramai menguak identitas laki-laki itu. Percayalah diteror 7 orang cewe SMA cerewet bukanlah pengalaman yang menyenangkan.
Ya, salah atau benar kami saling mendukung, terkadang sedikit peringatan dari ketua OSIS (temanku yang aku sebut di atas), namun walaupun dia tidak suka dengan tingkah laku tidak normal kami, bukan berarti dia memusuhi, dia masih bersama kami, turut melakukan hal konyol dengan bibir menyonyo,,(i still remember her expression).
Hal yang paling aku banggakan dari persahabatan kami adalah, kami tidak pernah mengukur kekayaan orang tua kami dan membanggakan nya. More over, persahabatan kami sangat sederhana hingga uang bukanlah hal yang sensitif bagi kami. Kemanapun kami pergi, mikrolet warna biru adalah teman kami. Setiap kami makan di warna-warni, warung es di seberang stasiun kota, kami makan tidak lebih dari uang saku kami. Kami bukan remaja glamaour, bahkan tidak pernah terlintas sedikitpun dalam benak kami, kami minder atas sederhananya kami sebagai remaja, we just simply Happy.
Akhirnya, Despite seluruh tindakan irrasionalku dan para sahabatku di masa SMA, ya, kami berhasil tumbuh dewasa (dikit). Kami menjadi orang yang independent, tidak satu pun jalan kami sama. Kami memiliki pandangan hidup masing-masing dan dengan berani menjalaninya.
Mereka telah menikah, bukan karena tuntutan lingkungan sosial mereka, namun pilihan hidup mereka, dan bagi yang belum menikah juga karena pilihan hidup.
Satu sahabatku bekerja di lokasi tambang salah satu perusahaan konsultan penambangan minyak terbesar di dunia, dengan jadwal bekerja padat (plus keliling dunia). Bagiku, aku bangga dengannya, bukan karena pencapaiannya namun pilihannya akan bekerja di dunia lelaki, jauh dengan keluarga, dan tidak menunjukkan gejala 'stress' bekerja di tempat seperti itu. Dia adalah pahlawan atas nama emansipasi wanita, bagiku.
Satu sahabatku, merelakan karirnya yang bagus, dan memilih memulai karier dari nol lagi agar bisa dekat dengan suaminya. Bagiku keberaniannya memilih, dan tidak menyesal telah memberiku inspirasi. Dia adalah pahlawan yang teguh bagiku.
Satu sahabatku, masih membawa kecintaannya akan jurnalisme, dan mencoba menjalani hidup ganda sebagai penyandang gelar master biologi dan keliling Indonesia untuk mengajarkan blog pada anak-anak usia sekolah. Keberaniannya untuk menjalani kecintaannya, adalah inspirasi bagiku.
Banyak hal yang mungkin akan kutuliskan tanpa ada akhir jika mengenai kekagumanku akan sahabatku. Aku mengagumi mereka di saat mereka labil maupun mature. Aku mengagumi prinsip hidup mereka yang teguh. Apapun pencapaian dalam hidup mereka, heroik atau tidak, besar atau tidak, mass-effect atau tidak adalah hasil dari keyakinan mereka sendiri atas kemampuan yang mereka miliki.
Well, sama dengan ketika aku menuliskan bait ini pada puisi di salah satu buku harianku, dan masih berlaku hingga saat ini...
'walaupun kita terlahir di rahim yang berbeda
Namun nafas kita satu
Hati kita satu
Dan jiwa kita satu...'
Mungkin, kalian juga memiliki kisah-kisah inspiratif lainnya yang membuat kalian sangat mencintai sahabat kalian :)
Love you, girls. Thanks for the million inspirations.
Dulu suka banget nulis ini dan sampe sekarang ga tau artinya,
Le gra,
Ellen
Dedicated to my best friends : Meme,VV,amel, imoth, resti, tea dan ai.
- Posted using BlogPress from my iPhone
Comments
Post a Comment