Love Hurts
Siapa yang tidak menginginkan selalu bersama pasangan kita sampai menutup usia? No one! |
Love hurts, love scars,
Love wounds, and mars,
Any heart, not tough,
Or strong, enough
To take a lot of pain,
Take a lot of pain
Love is like a cloud
Holds a lot of rain
Love hurts, ooh ooh love hurts
(Nazareth, Love Hurts)
Aish...why on earth I keep repeating love theme recently? Nope, yang pasti bukan karena aku sedang galau atau melankolis, tapi kebetulan akhir-akhir ini aku mendengar cerita tentang orang-orang yang terluka oleh cinta (yaiks..picisan banget!)
Siapa yang tidak pernah terluka oleh cinta? Please raise your hand and I will judge you for not having a heart. Or may be you have your heart but it's already lost its warm because you put it on ice for too long (kata Charles Dickens). Hey! You can't call it love unless its already hurt you (kataku). Tidak peduli luka yang ditimbulkan parah atau ringan, namun hanya luka yang kadang bisa menyadarkan kita bahwa kita mencintainya *muntah segalon*.
Dengan bangga aku akan mengaku, yes Been there done that! aku pernah terluka oleh cinta badly, mungkin sedikit kutipan diariku di jaman bahula akan dapat menjelaskan bagaimana sakitnya luka karena cinta;
"It is a real life. There is no fairy tale, no happy ending. No everlasting romance. Yes it is reality where boyfriend cheating on you, bestfriend deceives you, brothers keep bother you with same old problem since you are a child, father whom never know you well. The only best thing is your mom love you but she hate your boyfriend (whom cheat you many times but you unable to leave him) and so on..so on..."
Yup, yang ingin kubahas disini adalah masalah terluka oleh cinta, spesifically cinta yang tidak direstui oleh orang tua! Like I said before; I've been there and done that. But easy, aku bukan ingin membahas tentang my personal experience, tapi hanya menyampaikan wacana bagaimana sih cinta yang tidak direstui di mata para expert-nya.
Beberapa teman dalam lingkaran terdekatku mengalami luka karena cinta. Let's say 5 orang mengalami hal itu dan hanya 1 orang yang sampai saat ini masih berjuang untuk mendapatkan restu itu (sebenarnya ada 2, tapi yang satunya tidak kumasukkan karena tidak melihat prospeknya).
Susahnya restu orang tua untuk hubungan mereka dikarenakan berbagai alasan, ada yang agama (prinsipal banget), ras (kupikir tidak terlalu krusial ternyata juga sangat krusial), kesenjangan sosial antara si laki-laki dan perempuan (yes, it is real dear meskipun sangat sinetron-isme), tingkat kemapanan pasangan dan terakhir adalah karena alasan masih study.
Diurutkan berdasarkan tingkat urgenitas penyebabnyan adalah perbedaan agama. Aku adalah termasuk orang yang tidak terlalu setuju dengan perbedaan agama dalam satu pasangan. Bukan karena manusia yang menjalaninya, tapi murni karena subyektifitas terhadap agama yang kupeluk. Aku melihat tidak ada jalan dari cinta beda agama kecuali salah satu dari mereka yang akhirnya mendapat hidayah untuk memeluk agama yang sama dengan pasangannya. Ada beberapa pasangan yang mungkin berhasil dengan pernikahan beda agama. Beberapa temanku memiliki orang tua yang berbeda agama dan living in peace till now. Namun to be honest itu adalah exception, kemampuan pasangan itu untuk meredam perbedaan harus kuakui luar biasa kuat. So, jangan jadikan subyektifitasku discourage you, ya kamu yang punya pacar beda agama.
Penyebab kedua adalah Ras, perbedaan adat istiadat yang berseberangan. Aku tidak ingin mengangkat isu SARA di sini, namun 1 temanku telah gagal mencapai pelaminan dikarenakan tidak ditemukannya kata sepakat antara dua keluarga untuk menjembatani perbedaan adat istiadat mereka. Isu utama adalah masalah mahar. Beberapa suku di Indonesia menerapkan pembayaran mahar yang sangat variatif antara laki-laki dan perempuan dan jika sial, perbedaan itu sangat bertolak belakang. Dalam kasus temanku, dua keluarga telah bertemu dan berbicara baik-baik namun pada akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti mencari konsesi karena effort yang (mereka pikir) terlalu besar. Keluarga besar mereka akhirnya sepakat untuk mengakhiri perasaan cinta pasangan itu semudah memisahkan dua kucing dalam 1 kandang. Terluka? Ya, sangat! tapi berita baiknya, mereka masih hidup sampai sekarang dan tertawa lepas.
Untuk kesenjangan sosial, tingkat kemapanan akan kukategorikan menjadi satu; Economy issue! Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang sangat heterogen, peristiwa seperti ini menjadi sangat mungkin terjadi. Mungkin tidak terlalu ekstrim seperti di korean movie saat direktur jatuh cinta kepada pramuniaga (kalaupun ini terjadi biasanya si cewek hanya akan dijadikan sebagai istri simpanan karena biasanya yang mapan adalah mereka yang tua dan berkedudukan), namun lebih ke arah kekhawatiran orang tua jika pasangan anaknya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup anaknya. Hal ini wajar, sangat wajar menurutku bahkan terlalu kasar jika kita menyebut orang tua seperti itu materialistis. Kita harus membuka hati dan benar-benar mengakui bahwa tidak ada orang tua yang mau anaknya hidup dibawah standart hidup yang telah orang tua usahakan sejak anaknya terlahir.
Aku tidak membahas tentang orang tua yang mengharapkan derajat hidup anaknya akan terangkat karena satu pernikahan, tapi orang tua yang mengharapkan anaknya mendapat derajat hidup at least sama dengan yang mereka sediakan selama ini.
Satu temanku yang gagal dikarenakan salah satu dari mereka (d.h.i yang cowok) merasa orang tua si cewek terlalu matrealistis. Alih-alih berusaha dengan keras menunjukkan bahwa dirinya mampu, si cowok memilih untuk mengutuk orang tua si cewek dan merencanakan acara kawin lari. Stupid, yes I said stupid of course. Seseorang yang besar adalah orang yang tidak akan mendendam ketika harga dirinya terinjak melainkan berusaha membuktikan dirinya pada dirinya sendiri bahwa apa yang orang lain tuduhkan adalah salah. Dengan tindakan,bukan kata-kata.
Dari penyebab-penyebab di atas, jika bisa kutarik benang merah penyebab kegagalan hubungan mereka (meskipun dengan alasan yang berbeda) adalah usaha. Ya, sesederhana itu. Hubungan yang tidak direstui oleh orang tua tidak akan bisa berhasil tanpa usaha dari kedua orang tersebut. Kedua, bukan hanya satu!
Salah satu temanku yang hampir berhasil mendapatkan surat izin menikah dari orang tuanya setelah perdebatan panjang selama hampir 6 tahun adalah dikarenakan mereka berdua berusaha. Sang cowok, yang dianggap orang tua si cewek akan memiliki masa depan buram karena tidak memiliki sertifikat ijazah yang sama dengan si cewek berusaha dengan keras menunjukkan kepada orang tua si cewek bahwa tanpa ijazah dia akan bisa menghidupi anak putri keluarga itu. Meskipun diusir, diacuhkan, dan tidak pernah dianggap ada, sang cowok tanpa lelah terus mendekatkan diri kepada keluarga itu bahkan berusaha menunjukkan betapa setia dan cintanya ia pada cewek itu. Apa yang dia lakukan tak akan bisa berhasil tanpa ada dukungan dan keberanian sang cewek.
Tanpa perlu menyatakan perang kepada kedua orang tuanya, sang cewek berusaha menciptakan kesempatan-kesempatan agar sang cowok bisa mengambil hati kedua orang tua si cewek. Seperti kataku, usiran, hinaan tidak akan bisa melumpuhkan hatinya karena apa yang ia lakukan tulus. Dari awal sang cowok sudah membulatkan tekad bahwa cinta yang mereka miliki memang sangat layak diperjuangkan.
Benar, kunci dari cinta yang tidak direstui adalah usaha dua orang yang memiliki hubungan tersebut. Keluarga tidak untuk dimusuhi ataupun ditinggalkan. Keluarga sesungguhnya adalah rumah, jika kita ingin memasuki rumah orang asing, kita harus mendapatkan izin terlebih dahulu, dan kemudian menyamankan hati kita sendiri.
Seperti kataku (kuulangi untuk ketiga kalinya), I've been there done that. Dalam kasusku, aku memang memutuskan untuk takut memperjuangkan cintaku dulu karena tidak memiliki keyakinan pada diriku sendiri. My false, tapi aku tidak pernah menyesal. Even I ever hurt so badly but here I am laugh like a child and enjoying my life. Never better.
Jangan pernah takut untuk kehilangan cinta yang tidak direstui. Mungkin, kita akan terluka dan berdarah-darah. Bahkan mungkin akan menjadi traumatis, atau kita mungkin akan berada dalam posisi menyalahkan orang tua karena mengkandaskan kisah cinta romeo-juliet kita. But hey! we should keep on living and move on! Jangan terjebak pada cinta hanya karena kita takut akan terluka nantinya. Waktu adalah satu-satunya hal yang tidak dapat kita miliki 2x di dunia ini. Cinta bisa kita dapatkan berulang kali, I assure you, walaupun tidak akan pernah berada dalam bentuk yang sama.
Hal terbaik yang bisa kudapatkan dari kandasnya kisah romeo-julietku adalah sekarang orang tuaku menjadi sangat pengertian padaku. Setiap aku mengenalkan orang baru, mereka akan berhenti menilai dengan subyektifitas mereka. Mereka selalu menanyakan terlebih dahulu; " Kamu suka ngga sama dia?"
Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku menyampaikan perasaanku dengan jujur dan tanpa takut. Jika aku benar-benar menyukai orang itu, orang tuaku akan membantuku untuk menilai secara obyektif. Hal ini penting sekali bagiku karena sekarang perasaanku menjadi pertimbangan utama mereka dalam memberikan izin karena sebelumnya mereka tidak pernah mempertimbangkannya.
Memang apa yang paling menyakitkan dari cinta yang tidak direstui adalah perasaan cinta itu sendiri. Karena kita tahu bahwa cinta adalah fondasi dalam satu hubungan namun fondasi itu ternyata tidak mampu membangun hubungan yang bahagia bagi kita. Akan lebih baik jika hubungan kita kandas karena tidak lagi saling mencintai karena akan jauh lebih mudah untuk move on. Tapi ketika kita masih mencintainya dan pada akhirnya karena hal di luar hubungan itu mengkandaskannya, akan membuat kita terluka deeply, madly, bloody.
Tapi cinta juga tidak bisa menjadi alasan untuk menahan seseorang di samping kita tanpa memberi kepastian masa depan. Apalagi alasan untuk melarikan diri. Hanya keberanian kita untuk memilih berjuang atau berhenti yang bisa menghindarkan kita dari luka yang lebih severe.
Memang apa yang paling menyakitkan dari cinta yang tidak direstui adalah perasaan cinta itu sendiri. Karena kita tahu bahwa cinta adalah fondasi dalam satu hubungan namun fondasi itu ternyata tidak mampu membangun hubungan yang bahagia bagi kita. Akan lebih baik jika hubungan kita kandas karena tidak lagi saling mencintai karena akan jauh lebih mudah untuk move on. Tapi ketika kita masih mencintainya dan pada akhirnya karena hal di luar hubungan itu mengkandaskannya, akan membuat kita terluka deeply, madly, bloody.
Tapi cinta juga tidak bisa menjadi alasan untuk menahan seseorang di samping kita tanpa memberi kepastian masa depan. Apalagi alasan untuk melarikan diri. Hanya keberanian kita untuk memilih berjuang atau berhenti yang bisa menghindarkan kita dari luka yang lebih severe.
Well, aku akan mengulangi lagi, jangan ragu untuk melepas hubungan yang tidak direstui jika alasannya hanya karena kita takut akan terluka dan tidak sanggup hidup tanpanya. Kita memang terlahir sebagai manusia individu dan sosial. Sebagai manusia individu kita akan mampu bertahan hidup sampai seseorang yang lain datang menggantikan tempatnya, di samping kita.
Jika kita yakin hubungan kita layak untuk diperjuangkan (bukan karena takut kesepian hidup tanpanya), maka jangan ragu untuk berjuang BERDUA. Jangan pernah surut akan hinaan, usiran, dan sejenisnya, karena suatu saat kita akan melupakannya saat berhasil bersama dengan orang yang paling kita cintai. Jangan surut dan jangan ragu! yang paling penting jangan pernah berbuat bodoh seperti Romeo dan Juliet, there is nothing beautiful at all in suicide or runaway bride. Fight for your love like you fight for your life!
That's all my garbage!
Comments
Post a Comment